Jumat, 06 Maret 2015

CARA MENGERJAKAN SOAL PECAHAN

Jika kita membagi sebuah semangka menjadi tiga bagian yang sama kepada tiga orang siswa maka setiap siswa akan memperoleh 1/3 bagian dari semangka semula. Bilangan 1/3 adalah pecahan, dengan 1 disebut pembilang dan 3 disebut penyebut.


Pecahan dapat dinyatakan dalam bentuk a/b dengan b ≠ 0, a dan b 
 B. Jika a < b, maka bentuk a/b disebut pecahan biasa.

 

Contohnya 2/7, 3/5, 4/7 dan seterusnya.


Jika a > b, maka bentuk a/b disebut pecahan campuran.
 

Contohnya 7/2, 8/3, 6/5 dan seterusnya.

 

Pecahan dapat dinyatakan dalam bentuk a/b, dengan a dan b anggota bilangan bulat serta b ≠ 0.

 

Selain bentuk a/b, ada pula bentuk pecahan yang lain. Bentuk tersebut adalah persen, permil, dan bentuk desimal. Perhatikan contoh berikut:

 

a. Bentuk persen, contohnya 75% (dibaca 75 persen). 75% artinya 75 per seratus = 75/100
 

b. Bentuk permil, contohnya 75‰ (dibaca 75 permil). 75‰ artinya 75 per seribu = 75/1.000
.
c. Bentuk desimal, contohnya 0,3; 0,05; 0,001; dan seterusnya. 

0,3 = 3/10;

 0,05 = 5/100 dan 

0,001 = 1/1.000


Contoh Soal:

1. Sebutkan pembilang dan penyebut dari pecahan-pecahan berikut.

                                            
 
 
Penyelesaian:
a. Pada pecahan 3/8, pembilangnya 3 dan penyebutnya 8.
 

b. 6 / a + 1 , pembilangnya adalah 6 dan penyebutnya adalah a + 1.
 

c. 2+x / 4+y , pembilangnya adalah 2 + x dan penyebutnya adalah 4 + y.

 

 

2. Dari pecahan berikut ini manakah yang termasuk pecahan biasa dan manakah yang termasuk pecahan campuran?


 


 
 
 
Penyelesaian:
a. 2/5 disebut pecahan biasa karena pembilang < penyebut.
 

b. 8/7 disebut pecahan campuran karena pembilang > penyebut.


c. 9/11 disebut pecahan biasa karena pembilang < penyebut.


 

PECAHAN SENILAI

Pecahan senilai yaitu dua pecahan atau lebih yg pembilang dan penyebutnya berbeda, tapi nilai pecahan-pecahan tsb sama.

Pecahan senilai mempunyai letak yg sama pada garis bilangan.

Contoh:
1/3 senilai dgn 2/6 senilai pula dgn 3/9 senilai pula dgn 6/18 senilai pula dgn 10/30.
Atau 1/3 = 2/6 = 3/9 = 6/18 = 10/30.

Cara memperoleh pecahan senilai adalah 'mengali' atau 'membagi' pembilang dan penyebut pecahan itu dgn bilangan bulat yg sama dan bukan nol.

Contoh:
1).Jika pembilang dan penyebut dari 2/3 sama-sama dikali dgn 5, maka diperoleh 10/15 (yaitu 2x5 dan 3x5).
Jadi, 2/3 senilai dgn 10/15.

2).Jika pembilang dan penyebut dari 16/20 sama-sama dibagi dgn 4, maka hasilnya 4/5 (yaitu 16 dibagi 4 hasilnya 4 dan 20 dibagi 4 hasilnya 5).
Jadi, 16/20 senilai dgn 4/5.

Catatan:
Untuk menyederhanakan suatu pecahan, bagilah pembilang dan penyebut pecahan tsb dgn FPB-nya.
Contoh:
1).Sederhanakan 12/20.
Jawab:
Faktor (pembagi) dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6 dan 12.

Faktor dari 20 adalah 1, 2, 4, 5, 10 dan 20.

Jadi, FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dari 12 dan 20 adalah 4.

Jadi, untuk menyederhanakan 12/20, maka bagilah 12 (pembilang) dan 20 (penyebut) itu dgn 4.
12 : 4 = 3
20 : 4 = 5

Jadi, bentuk sederhana dari 12/20 adalah 3/5




MENYEDERHANAKAN PECAHAN

Pecahan dapat disederhanakan dengan mencari FPB dari pembilang dan penyebutnya. Agar kamu lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut.
 
 
Image:Pecahan_5.jpg
 

 

 









c. Cara 1
Mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa terlebih dulu, kemudian disederhanakan.

Image:Pecahan_6.jpg
Cara 2
Menyederhanakan bagian pecahannya saja


Image:Pecahan_7.jpg

Sekarang, kamu akan mempelajari cara menyederhanakan pecahan dengan pembilang dan penyebut yang lebih besar.
 
 
Image:Pecahan_9.jpg

Image:Pecahan_10.jpg

c. Cara 1
Cara pertama adalah dengan mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa terlebih dahulu, kemudian disederhanakan.
 
Image:Pecahan_11.jpg
 
 
 
 






Cara 2
Cara kedua adalah dengan menyederhanakan bagian pecahannya saja.




Image:Pecahan_12.jpg

CARA MENULIS ARTIKEL DENGAN BAIK

 jawabannya tergantung jenis artikelnya. Dalam tulisan ini saya akan bantu anda menjelaskan cara membuat semua jenis artikel beserta contohnya.
Daftar Isi:
  • Langkah-langkah Menulis Artikel Secara Umum
  • Artikel Deskripsi
  • Artikel Narasi
  • Artikel Eksposisi
  • Artikel Argumentasi
  • Artikel Persuasi
  • Artikel SEO (Khusus Untuk Menulis Online)
  • Dua Jenis Penulisan
Karena tulisan ini cukup panjang, anda harus sabar membacanya. Rilekskan tubuh anda. Tarik nafas dalam dalam…. keluarkan pelan-pelan… tarik nafas lagi… keluarkan lagi… Yap, mari kita baca bersama.
Langkah-langkah Menulis Artikel Secara Umum
Secara garis besar, langkah-langkah menulis artikel dapat kita bagi menjadi 5 poin penting berikut ini:
  1. Tentukan Tema. Tema haruslah spesifik. Semakin spesifik semakin menarik minat baca.
  2. Tetapkan Tujuan penulisan. Kebanyakan artikel, apalagi dalam artikel jenis deskripsi dan narasi, tidak menyatakan tujuan penulisan secara tersurat, melainkan tersirat.
  3. Rumuskan ide pokok atau masalah. Biasanya perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan. Hanya saja dalam penulisan artikel deskripsi dan narasi, rumusan masalahnya tidak tersurat tapi tersembunyi dibalik alur tulisan (Nanti saya jelaskan dengan contoh di bawah).
  4. Kembangkan tema dan pembahasan sesuai dengan jenis artikel (Penjabaran lebih lanjut saya uraikan dibawah)
  5. Buatlah kesimpulan. Kesimpulan bikinnya mudah. Anda bisa membuatnya dengan baik bila logika atau alur artikel anda benar.
Demikian langkah-langkah penulisan artikel secara umum. Sedangkan langkah-langkah rincinya harus anda sesuaikan dengan bentuk artikel yang ingin anda tulis. Sebab tiap bentuk artikel memiliki cara penulisan berbeda.
Berikut ini saya akan jelaskan cara penulisan masing-masing bentuk artikel 

Artikel Deskripsi
Artikel deskripsi adalah karangan yang bertujuan untuk menulis gambaran suatu fakta sehingga pembaca dapat membayangkannya di dalam benak. Saya lebih suka menjulukinya sebagai artikel gambar.
Cara Penulisan Artikel Deskripsi
  1. Tentukan objek, baik berupa keadaan atau konsep yang mau dideskripsikan
  2. Tentukan juga tujuan penulisan (tersirat).
  3. Tentukan rumusan ide pokok (tersirat).
  4. Kembangkan tulisan menjadi urut-urutan. Apakah berdasarkan urutan waktu: pagi-siang-sore; atau urutan jam 1, jam 2, jam 3; atau urutan tahun: tahun 2000, tahun 2003, tahun 2005; atau menggunakan urutan tempat: dari pinggir ke tengah; dari pangkal ke ujung; atau kita ingin memakai urutan kepentingan: dari yang paling penting, penting ke yang kurang penting.
  5. Tutup dengan paragraf yang menyimpulkan obyek yang dideskripsikan.

Artikel Narasi
Artikel jenis ini ditujukan untuk menceritakan suatu keadaan atau situasi, baik berdasarkan urutan waktu atau urutan kejadian. Saya lebih suka menamainya sebagaiartikel cerita.
Dalam artikel narasi harus ada penokohannya, seperti dalam cerita pada umumnya. Sang tokoh digambarkan sebagai sosok yang bergulat dengan masalah kehidupan dan berusaha memenangkan pergulatan tersebut. Adanya konflik kehidupan membuat tulisan jenis ini menarik minat baca. Sebab bila tidak ada konflik, maka sebuah narasi akan menjadi hambar.
Cara penulisan artikel narasi
  1. Tentukan tema.
  2. Tentukan tujuan (tersirat).
  3. Tentukan rumusan ide pokok (tersirat).
  4. Kembangkan tulisan dengan membuat alur cerita: awal – tengah – akhir. Bagian awal buatlah pembukaan yang menarik; Bagian tengah gambarkan pergulatan hidup sang tokoh sampai pada puncak konflik alias klimaks;
  5. Setelah itu, buatlah anti klimaks sebagai penutup.

Artikel Eksposisi
Ertikel jenis ini merupakan karangan yang bertujuan untuk menguraikan suatu topik. Dapat berupa uraian tentang definisi, fungsi, bagian dan kegunaan suatu konsep. Dapat juga berupa langkah, cara atau proses mengerjakan sesuatu. Saya lebih suka menyebutnya sebagai artikel penjabaran.
Cara Penulisan Artikel Eksposisi
  1. Tentukan tema.
  2. Tentukan tujuan (tersurat).
  3. Tentukan rumusan ide pokok (tersurat).
  4. Kembangkan tulisan sesuai tujuan. Bila karangan ditujukan untuk menjelaskanpengertian, maka kembangkan karangan dengan menyajikan data dan fakta untuk menguatkan definisi atau proses. Bila anda ingin menjelaskan cara, buatlah tahapan-tahapan dari awal sampai akhir secara sistematis. Bila anda ingin menjelaskan kegunaan, buatlah kegunaannya satu persatu. Dan bila karangan ditujukan untukmenjelaskan proses, maka detilkan prosesnya.
  5. Berikan kesimpulan

Artikel Argumentasi
Artikel ini berupa karangan adu argumen. Penulisannya dilatarbelakangi oleh kritik terhadap suatu pendapat. Penulis biasanya akan memasukkan opini pribadi kedalam tulisan, tentu dengan data atau fakta yang mendukung, sehingga pendapatnya bisa menarik dukungan dari pembaca. Saya lebih suka menjulukinya sebagai artikel pendapat.
Cara Penulisan Artikel Argumentasi
  1. Tentukan tema.
  2. Tentukan tujuan (tersurat).
  3. Tentukan rumusan ide pokok (tersurat).
  4. Kembangkan karangan dengan menyajikan data dan fakta untuk menguatkan pendapat sendiri dan juga dapat melemahkan pendapat orang lain.
  5. Berikan kesimpulan

Artikel Persuasi
Artikel jenis ini terkenal juga dengan arikel motivasi. Sebab penulisannya bersifat membujuk alias persuasif. Efeknya dapat menggerakkan pembaca untuk melakukan atau mengikuti sesuatu. Saya lebih suka menjulukinya sebagai artikel bujukan.
Cara Penulisan Artikel Persuasi
  1. Tentukan tema.
  2. Tentukan tujuan (tersurat).
  3. Tentukan rumusan ide pokok (tersurat).
  4. Kembangkan karangan dengan menyajikan data dan fakta untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat menggerakkan pembaca untuk mengerjakan kebaikan dan menjauhi keburukan.
  5. Berikan kesimpulan

Artikel SEO
Artikel SEO adalah artikel yang ditujukan untuk mengoptimalkan pencarian kata kunci di situs search engine seperti gooogle. Ia bukanlah suatu jenis artikel tersendiri. Ia adalah artikel yang ditujukan khusus untuk menulis online yang jenisnya bisa berupa deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi atau persuasi.
Hanya saja artikel SEO memiliki teknik penulisan tertentu. Tujuannya agar tulisan kita dicintai (mudah dilacak) situs search engine. Keterangan lebih lanjut silakan baca tulisan saya yang ini: Cara Menulis Artikel SEO Friendly

CARA MENGERJAKAN SOAL PERBANDINGAN

Soal Perbandingan. Perbandingan adalah hasil yang didapat dari membandingkan dua atau lebih objek. Dalam matematika, hasilnya dalam bentuk bilangan. Apabila dalam suatu perbandingan sudah dapat diketahui jumlahanya, maka untuk menyelesaikan soal perbandingan tersebut dapat kita lakukan dengan cara menjumlahkan perbandingan kemudian jumlah perbandingan kita jadikan penyebut untuk menentukan jumlah masing-masing. Apabila dalam suatu perbandingan sudah dapat diketahui selisihnya, maka untuk menyelesaikan soal perbandingan tersebut dapat kita lakukan dengan cara mengurangkan perbandingan kemudian selisih perbandingan kita jadikan penyebut untuk menentukan jumlah masing-masing.  

Berikut ini beberapa contoh soal perbandingan :
Perbandingan tinggi badan Ari dan Santo 3 : 4. Jika tinggi badan Santo 160 cm, selisih tinggi badan Santo dan Ari....cm
Pembahasan :
 Perbandingan banyak sepeda motor dengan mobil di sebuah tempat parkir 10 : 3. Jika banyak mobil yang diparkir ada 24, jumlah mobil yang diparkir ada...
Pembahasan :
Selisih uang Andi dan Tono Rp. 16.00,00. Perbandingan uang Andi dan Tono 5 : 3. Jumlah uang Andi dan Tono....

Pembahasan :

Karena perbandingan sudah diketahui selisihnya maka perpandingan dikurangkan dan dijadikan penyebut : 5-3 = 2, penyebut 2
Uang Andi = 5/2 x Rp. 16.000,00 = Rp. 40.000,00
Uang Tono= 3/2 x Rp. 16.000,00 = Rp. 24.000,00
Jumlah uang Andi dan Tono = Rp. 40.000,00 + Rp. 24.00,00 = Rp. 64.000,00

Perbandingan usia Amir dan Tini 7 : 4. Jika usia Amir 28 tahun, maka usia Tini....tahun
Pembahasan :
  Ayah membagikan uang kepada Aya, Budi, dan Caca dengan perbandingan 2 : 5 : 10. Uang yang diterima Budi Rp. 10.000, 00. Jumlah uang yang dibagikan ayah.....
Pembahasan :
Ayah beternak ayam dan itik. Perbandingan Ayam dan itik 8 : 7. Jika banyak itik 280 ekor maka banyak ayam....ekor.
Pembahasan :
Perbandingan berat badan Tami dan Danu 7 : 8. Jika berat badan Danu 32 kg maka jumlah berat badan keduanya adalah....kg

Pembahasan :
Perbandingan umur Ayah, Ibu, dan Danu 8 : 7 : 3. Jika umur Danu 15 tahun maka jumlah umur ketiganya....tahun.

Pembahasan :
   

CARA MEMBUAT BLOG DI BLOGGER

Syarat utama sebelum Anda membuat blog di blogger adalah memiliki alamat email yang masih aktif, jika Anda belum membuat email, silahkan baca tutorialnya di cara membuat email di gmail atau membuat email di yahoo. Sekarang saya asumsikan bahwa Anda sudah memiliki alamat emai di gmail, untuk itu kita langsung saja untuk membuat blog.

1. Silahkan Anda kunjungi http://blogger.com/

2. Kemudian lihat di kanan bawah, rubah bahasa menjadi bahasa indonesia agar lebih mudah

cara bikin blog

3. Masuk/login menggunakan username/nama pengguna serta password gmail anda ( akun email anda bisa juga untuk login ke blogger).

membuat blog

4. Isilah formulir data Anda yang terlampir seperti:

  • Nama tampilan : isi dengan nama yang akan ditampilkan pada profile blog anda.
  • Jenis Kelamin : pilih jenis kelamin Anda, misalnya: Pria.
  • Penerimaan Persyaratan : Ceklis sebagai tanda anda setuju dengan peraturan yang telah di tetapkan oleh pihak blogger. Sebaiknya baca terlebihdahulu persyaratan dan ketentuan yang diberikan pihak blogger agar Anda mengerti.

5. Klik tanda panah bertuliskan “Lanjutkan”. Kemudian klik "Blog Baru"

cara bikin blog gratis

6. Selanjutnya isi formulir data blog Anda pada form yang disediakan seperti:

  • Judul : Isi dengan judul blog yang Anda inginkan, misal : Panduan dan Tutorial Blogger
  • Alamat : isi dengan alamat blog yang di inginkan.
  • Template : pilih template (tampilan blog) yang Anda disukai
7. Lanjutkan dengan klik tombol “Buat blog!”.

cara buat blog

8. Sampai tahap ini blog Anda sudah selesai dibuat, namun untuk menghindari anggapan spam oleh google sebaiknya anda mulai membuat artikel, minimal 1 postingan. Untuk membuat postingan/artikel ikuti tutorial blog berikut ini.

9. Klik tulisan "Mulai memposkan

tutorial blog

10. Isi judul dan artikel yang ingin Anda postkan di blog

buat blog gratis

11. Setelah tulisan Anda selesai lalu klik "pratinjau" untuk melihat hasil sementara, jika sudah sesuai maka klik "publikasikan"

12. Selesai dan saya ucapkan "Selamat" publikasikan juga bog baru Anda pada sahabat atau orang terdekat Anda bahwa sekarang anda sudah memiliki blog.

CARA SISTEMATIKA MENULIS KARYA ILMIAH (KTI)

Pertanyaan judul artikel ini seringkali muncul di kalangan akademisi, mulai dari pelajar, guru hingga mahasiswa pascasarjana. Memang permasalahan penyusunan karya tulis lmiah (KTI) dan kaidahnya menjadi pelik bila kita tidak andil di dalamnya. Sebagai seorang akademisi, penyusunan KTI kadang menjadi hal yang wajib sebagai prasyarat tertentu. Misalnya, KTI menjadi prasyarat seorang siswa/ mahasiswa dalam menyelesaikan studinya sekolahnya atau kuliahnya. Berikut ini disajikan tulisan singkat sistematika penulisan karya tulis ilmiah, semoga dapat memandu kita..
1. Judul, disertai pernyataan mengenai maksud penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah)
Judul dirumuskan dalam satu kalimat yang ringkas, komuikatif, dan afirmatif. Judul harus mencerminkan dan konsisten dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian dan metode penelitian.
2. Nama dan kedudukan Tim Pembimbing
Kedudukan Tim Pembimbing ini ditempatkan dalam halaman khusus. Untuk skripsi S1 dan tesis S2 dapat digunakan istilah TIM PEMBIMBING dengan kedudukan sebagai PEMBIMBING PERTAMA, PEMBIMBING KEDUA, dn seterusnya. Sedangkan untuk disertasi S3 digunakan istilah PANITIA DISERTASI dengan kedudukan sebagai PROMOTOR dan KO-PROMOTOR, sera ANGGOTA. Nama Tim Pembimbing atau Panitia Disertasi harus ditulis lengkap dan benar. Begitu juga gelar akademik maupu gelar-gelar lainnya.
3. Pernyataan tentang keaslian KTI
Pernyataan ini menegaskan bahwa karya tulis adalah bear-benar karya siswa/mahasiswa yang bersangkutan dan bukan jiplakan.
4. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi uraian yang mengatur para pembaca kepada permasalahan yang diteliti. Dalam kata pengantar dapat pula dikemukakan ucapan terima kasih dan apresiasi mahasiswa kepada pihak-pihak yang telah membantu dlam menyelesaikan karya tulis ilmiahnya. Ucapan terima kasih disampaikan secara singkat, dan sebaiknya tidak merupakan bagian terpisah.
5. Abstrak
Abstrak merupakan uraian sinkat tetapi lengkap yang dimulai dengan judul, permasalahan, pendekatan terhadap masalah, landasan teoritik yang digunakan, hasil temuan dan rekomendasi. Abstrak ini cukup 1 (satu) halaman diketik satu spasi.
Untu tesis dan disetasi, abstrak ditulis dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dan ditempatkan sesudah halaman persetujuan pembimbing.
6. Daftar Isi
Daftar isi merupakan penyajian sistematika isi secara lebih rinci dari skripsi, tesis, atu disertasi. Daftar isi berfungi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau sub judul isi yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul dan sub judul yang ditulis dalam daftar isi haru langsung ditunjukan nomo halamannya.
Nomor-nomor untuk halaman awal sebelum BAB I digunakan angka Romawi kecil (misalnya i, ii, iv dst) sedangkan dari halaman pertama BAB I sampai dengan halaman terakhir digunakan angka (1, 2, 3, dst).
7. Daftar Tabel
Pada dasarnya, fungsi daftar tabel ini sama dengan daftar isi, yakni menyajikan tabel secara berurutan mulai dari tabel pertama sampai dengan tabel yang terakhir. Secara berurutan daftar tabel ini menyatakan nomor urut tabel (denan dua angka Hindu-Arab) yang masing-maisng menyatakan nomor urut tabel dan nomor urut bab.
Contoh : Tabel I.3, artinya tbel nomor 3 yang ditulis pada Bab I. Setiap nomor urut tabel diberi nomor halaman yang menunjukan pada halaman mana tabel itu terletak. Judu tabel pada daftar tabel ditulis dengan HURUF BESAR untuk setiap huruf awal dari setiap kata, begitu juga di dalam naskah.
8. Daftar Gambar
Daftar gambar berfungsi utk mnyajikan gambar secara berurutan dengan masing-masing disebutkan nomor urut gambar dengan menggunakan dua angka huruf Hindu-Arab seperti pada daftar tabel. Judul gambar ditulis dengan huruf besar untk setiap huruf awal dari setiap kata. Seperti halnya penulisan judul tabel. Setiap judul gambar disertai nomor urut halaman tempat gambar terletak.
9. Daftar Lampiran
Daftar lampiran ini mempunyai fungsi yang sama dengan daftar-daftar yang lain yakni menyajikan lampiran secara berurutan. Dalam daftar lampiran disajikan Nomor Urut Lampiran (dengan satu angka Hindu-Arab), Nama Lampiran, dan Nomor Halaman tempat masing-masig dimana lampiran terletak.
10. Bab I Pendahuluan
Bab I skripsi, tesis, disertasi tentang pendahuluan merupakan bagian awal dari skripsi, tesis, disertasi. Pendahulun ini berisi :
a. Latar Belakang Masalah
Pembahasan dalam latar belakang masalah ini bermaksud membeberkan mengapa masalah yang diteliti ini timbul dan penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu dan kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah apa yang membuat peneliiti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya kalau dIutarkan kerugian-kerugian apa yanng bakal diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti dan keuntungan-keuntungan apa yang iranya bakal diperoleh apabila masalh tersebut diteliti.
b. Rumusan Masalah
Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sukar bagi setiap peneliti. Hal yang dapat menolong mahasiswa keluar dari kesulitan merumuskan judul dan masalah adalah pengetahuan yng luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil para pakar terdahulu dalam bdang-bidang yang terkait dengan maalh yang akan diteliti. Dalam rumusan dan analisis masalah sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel yang dalam penelitian beserta definisi operasionalnya, untuk memperudah, maka rumusan masalah dapat dinyataka dalam bentuk kalimat bertanya setelah didahului uraian tentang masalah penelitian.
c. Tujuan Penelitian/Studi
Rumusan tujuan penelitian/studi ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setlah penelitian selesai diakukan. Oleh sebab itu rumusan tujuan ini harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses penelitian. Rumusan tujuan penelitian tdak boleh sama dengan rumusan maksud penulisan skripsi, tesis, atau disertasi yang ditulis dalam halaman Sampul Luar dan halaman Sampul Dalam.
d. Asumsi
Fungsi asumsi dalam sebuah skripsi, tesis, atau disertasi merupakan titik pangkal penelitian dalam rangka penulisan skripsi, tesis, atau disertasi itu. Asumsi dapat berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri. Apapun materinya, asumsi tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak dipersoalkan atau dibuktikan lagi kebenarnanya. Sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan diteliti pada masa itu. Asumsi-asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis.
Asumsi ini harus dirumuskan dalam bentuk deklaratif. Jadi bukan kalmat bertanya, kalimat menyeluruh, kalimat menyarankan atau kalimat mengharapkan.
e. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan masih harus diuji kebenaannya. Melalui penelitian ilmiah, hipotesis akan dinyatakan ditolak atau diterima.
Hipotesis ini harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian yang bersifat deskriptif, yang bermaksud mendeskripsian masalah yang diteliti, hipotesis idak perlu dibuat, oeh karena memang tidak pada tempatnya.
Hipotesis penelitian harus dirumusan dalam kalimat afirmatif. Hipotesis tidak boleh dirumuskan dalam kalimat bertanya, kalimat menyeluruh, kalimat menyarankan, atu kalimat mengharapkan.
f. Metode Penelitin
Metode penelitian yan disajikan dalam Bab Pendahuluan bersifat garis besar, sedangkan rinciannya dikemukakan pda Bab III. Kedalam metode penelitian ini dimasukan teknik atau teknik-teknik pengumpulan data, dalam hal ini, dapat disebut metode penelitian historis, deskriptif, inferensial, atau ksperimental. Sedangkan dalam hal teknik pengumpulan data dapat disebut teknik angket, wawancara, observasi parsitipatif, obserpvasi non-partisipatif, atau tes. Jika dipandang perlu dapat pula dimasukan pendekatan sosiologis, pendekatn edukatif, dan sebagainya. Ke dalam bab ini jug dimasukan proes pengembangan instrumen penelitian, bila ada instrumen yang secara khusus digunakan untuk mengumpulkan data.
g. Lokasi dan Sampel Penelitian
Disampin menyebutkan lokasi dan sampel penelitian pada bagian ini juga harus dsebutka alasan mengapa penelitian itu dilakukan di tempat itu dan dengan subyek penelitian itu. Alasan ini akan menjadi kuat apabila dikaitkan dengan rmusan masalah, latar belakang, dan tujuan penelitian, serta teknik analisis data.
11. Bab II Kajian Putaka / Kerangka Teoritis
Kajian pustaka sangat penting dalam suatu karya ilmiah, karena melalui kajian pustaka ditunjukan kedudukan suatu penelitian di tengah perkembangan ilmu dalam bidang yang diteliti. Kajian pustaka harus memuat hal-hal berikut ini:
(a) Apakah teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji,
(b) Apa yang telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang diteliti dan bagaimana mereka melakukannya (prosedur, subyek),
(c) Apa yang teah diketahui (berdasarkan hasil-hasil penelitian) dalam bidang yang diteliti,
(d) Setelah peneliti melakukan kajian secara komprehensif, maka dapatlah diketahui masalah apa yang masih perlu diteliti sehingga jelas kedudukan penelitian ini ditengah peelitian-penelitian sejenis sebelumnya.
Dalam prakteknya, judul Bab II disesuaikan dengan masalahnya, tetapi dapat juga diberi judul KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORITIK, atau KAJIAN TEORITIK karena isinya telah tergambar dalam judul penelitian. Bila dikehendaki, kajian pustaa dapat dituangkan dalam dua bab, masing-masing mengemukakan tentang teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu ya relevan, dan bab lainnya menjelaskan secara rinci teori yang dgunakan dalam penelitian in.
12. Bab III Metode Penelitian
Bab ini merupakan pnjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang secar garis besar telah disinggung pada Bab I. Pembatasan istilah yang ada pada judul dan variabel yang diteliti dalam penelitian juga dijelaskan dalam Bab ini. Smua prosedur dan tahapan-tahapan peneltian mulai persiapan hingga penelitian berakhir dijelaskan dalam Bab ini. Di samping itu, dilaporkan juga tentang instrumen yang digunakan beserta proses pengembangan dan uji validitas dan relibilitasnya. Sangat penting untuk dijelaskan mengapa suatu teknik atau prosedur / metode dipilih oleh peneliti.
13. Bab IV Pembahasan Hasil-Hasil Penelitian
Dalam bab ini dilaporkan hail-hasil penelitian. Penyajian mengikuti butir-butir tujuan, pertanyaan, ata hipotesis penelitian. Penyajian hasil penelitian dikuti oleh pembahasan. Dalam pembahsan ini diperlukan sikap ilmiah peneliti, yakni sikap bersedia dan terbua untuk dikritik, sikap bersedia dan terbuka mengemukakan sebab-sebab keanehan hasil penelitiannya jika hal itu memang terjadi. Sebaliknya juga sikap tidak segan-segan mengemuakan hasil-hasil penelitiannya tu secara apa adanya tanpa meninggalkan tata krama ilmiah dan tata krama pergaulan.
Dalam bab ini dapat pula disajikan rangkuman secara ringkas dan terpadu sejak dari persiapan sehingga penelitian berakhir. Dikatakan ringkas dan terpadu oleh karena penulisan ranguman ini tidak harus secara berurutan dari awal hingga akhir, akan tetapi semua komponennya telah diapukan menjadi sau kesatuan yang utuh dan dituangkan ke dalam satu urayan yang padat. Oleh sebab itu, rumusan-rumusannya tidak perlu sama, bahkan sebaiknya tidak sama, dengan rumusan-rumusan yang digunakan sebelumnya.
14. BAB V Kesimpulan dan implikasi / Rekomendasi
Dalam bab ini disajikan penafsiran / pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua hasil penelitian yang telah diperolehnya. Karena sudah ada penafsiran, maka kesimpulan akan berbeda dengan rangkuman. Dalam penulisan kesimpulan dapat ditempuh salah satu cara dari dua cara berikut: (a) dengan cara butir demi butir, atau (b) dengan cara esei padat. Untuk karya tulis ilmiah seperti skrpsi, terutama untuk tesis dan disertas makna pnulisan kesimpulan dengan cara esei padat lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir
Implikasi atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukan kepada para pembuat kebijaan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti berikutnya ang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
15. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya CD, Video, film, atau kaset) yang pernah dikutip atau digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Dipihak lain, sumber-sumber yang tidak pernah digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau tidak dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah dibaca oleh peneliti.
Cara penulisan daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor urut. Sumber tertulis / tercetak yang memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan jark antara bars satu spasi, sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi.
16. Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran beisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Setiap lampiran diber nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya. Di samping diberi nomor urut lampiran ini juga diberi Judul Lampiran. Nomor urut lampiran akan memudahkan pembaca untuk mengaitkannya dengan bab terkait. Apabila nomor urut lampiran terssebut terdiri atas dua angka Hindu-Arab dengan diselang satu tanda penghubung dimana angka depan menyatakan nomor urut bab yang bersangkutan dan angka belakang menyatakan nomor urut lampiran. Misalnya, lampiran 1.2 artinya lampiran 2 dari Bab 1.
17. Riwayat Hidup Penulis
Riwayat hidup dibuat secara padat dan hanya menyampaikan hal-hal yang relevan dengan kegiatan ilmiah, tidak semua informasi tentang yang brsangkutan. Cakupannya adalah: nama lengkap, tempat dan tanggal lahr, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan jabatan (bila telah bekerja), prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan karya ilmiah/publikasi yang telah dihasilkan atu diterbitka (untuk S2 dan S3). Riwayat hidup dibuat dengan gaya butir perbutir dapat pula dengan gaya esai padat. Dalam skripsi, tesis, atau disertasi, gaya yang kedua lebih tepat daripada gaya yang pertama.
Demikianlah artikel singkat tentang “Sistematika Penulisan KTI”. Semoga dapat membantu kita melahirkan karya-karya besar penelitian. selamat berkarya!