Jumat, 06 Maret 2015

CARA SISTEMATIKA MENULIS KARYA ILMIAH (KTI)

Pertanyaan judul artikel ini seringkali muncul di kalangan akademisi, mulai dari pelajar, guru hingga mahasiswa pascasarjana. Memang permasalahan penyusunan karya tulis lmiah (KTI) dan kaidahnya menjadi pelik bila kita tidak andil di dalamnya. Sebagai seorang akademisi, penyusunan KTI kadang menjadi hal yang wajib sebagai prasyarat tertentu. Misalnya, KTI menjadi prasyarat seorang siswa/ mahasiswa dalam menyelesaikan studinya sekolahnya atau kuliahnya. Berikut ini disajikan tulisan singkat sistematika penulisan karya tulis ilmiah, semoga dapat memandu kita..
1. Judul, disertai pernyataan mengenai maksud penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah)
Judul dirumuskan dalam satu kalimat yang ringkas, komuikatif, dan afirmatif. Judul harus mencerminkan dan konsisten dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian dan metode penelitian.
2. Nama dan kedudukan Tim Pembimbing
Kedudukan Tim Pembimbing ini ditempatkan dalam halaman khusus. Untuk skripsi S1 dan tesis S2 dapat digunakan istilah TIM PEMBIMBING dengan kedudukan sebagai PEMBIMBING PERTAMA, PEMBIMBING KEDUA, dn seterusnya. Sedangkan untuk disertasi S3 digunakan istilah PANITIA DISERTASI dengan kedudukan sebagai PROMOTOR dan KO-PROMOTOR, sera ANGGOTA. Nama Tim Pembimbing atau Panitia Disertasi harus ditulis lengkap dan benar. Begitu juga gelar akademik maupu gelar-gelar lainnya.
3. Pernyataan tentang keaslian KTI
Pernyataan ini menegaskan bahwa karya tulis adalah bear-benar karya siswa/mahasiswa yang bersangkutan dan bukan jiplakan.
4. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi uraian yang mengatur para pembaca kepada permasalahan yang diteliti. Dalam kata pengantar dapat pula dikemukakan ucapan terima kasih dan apresiasi mahasiswa kepada pihak-pihak yang telah membantu dlam menyelesaikan karya tulis ilmiahnya. Ucapan terima kasih disampaikan secara singkat, dan sebaiknya tidak merupakan bagian terpisah.
5. Abstrak
Abstrak merupakan uraian sinkat tetapi lengkap yang dimulai dengan judul, permasalahan, pendekatan terhadap masalah, landasan teoritik yang digunakan, hasil temuan dan rekomendasi. Abstrak ini cukup 1 (satu) halaman diketik satu spasi.
Untu tesis dan disetasi, abstrak ditulis dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dan ditempatkan sesudah halaman persetujuan pembimbing.
6. Daftar Isi
Daftar isi merupakan penyajian sistematika isi secara lebih rinci dari skripsi, tesis, atu disertasi. Daftar isi berfungi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau sub judul isi yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul dan sub judul yang ditulis dalam daftar isi haru langsung ditunjukan nomo halamannya.
Nomor-nomor untuk halaman awal sebelum BAB I digunakan angka Romawi kecil (misalnya i, ii, iv dst) sedangkan dari halaman pertama BAB I sampai dengan halaman terakhir digunakan angka (1, 2, 3, dst).
7. Daftar Tabel
Pada dasarnya, fungsi daftar tabel ini sama dengan daftar isi, yakni menyajikan tabel secara berurutan mulai dari tabel pertama sampai dengan tabel yang terakhir. Secara berurutan daftar tabel ini menyatakan nomor urut tabel (denan dua angka Hindu-Arab) yang masing-maisng menyatakan nomor urut tabel dan nomor urut bab.
Contoh : Tabel I.3, artinya tbel nomor 3 yang ditulis pada Bab I. Setiap nomor urut tabel diberi nomor halaman yang menunjukan pada halaman mana tabel itu terletak. Judu tabel pada daftar tabel ditulis dengan HURUF BESAR untuk setiap huruf awal dari setiap kata, begitu juga di dalam naskah.
8. Daftar Gambar
Daftar gambar berfungsi utk mnyajikan gambar secara berurutan dengan masing-masing disebutkan nomor urut gambar dengan menggunakan dua angka huruf Hindu-Arab seperti pada daftar tabel. Judul gambar ditulis dengan huruf besar untk setiap huruf awal dari setiap kata. Seperti halnya penulisan judul tabel. Setiap judul gambar disertai nomor urut halaman tempat gambar terletak.
9. Daftar Lampiran
Daftar lampiran ini mempunyai fungsi yang sama dengan daftar-daftar yang lain yakni menyajikan lampiran secara berurutan. Dalam daftar lampiran disajikan Nomor Urut Lampiran (dengan satu angka Hindu-Arab), Nama Lampiran, dan Nomor Halaman tempat masing-masig dimana lampiran terletak.
10. Bab I Pendahuluan
Bab I skripsi, tesis, disertasi tentang pendahuluan merupakan bagian awal dari skripsi, tesis, disertasi. Pendahulun ini berisi :
a. Latar Belakang Masalah
Pembahasan dalam latar belakang masalah ini bermaksud membeberkan mengapa masalah yang diteliti ini timbul dan penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu dan kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah apa yang membuat peneliiti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya kalau dIutarkan kerugian-kerugian apa yanng bakal diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti dan keuntungan-keuntungan apa yang iranya bakal diperoleh apabila masalh tersebut diteliti.
b. Rumusan Masalah
Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sukar bagi setiap peneliti. Hal yang dapat menolong mahasiswa keluar dari kesulitan merumuskan judul dan masalah adalah pengetahuan yng luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil para pakar terdahulu dalam bdang-bidang yang terkait dengan maalh yang akan diteliti. Dalam rumusan dan analisis masalah sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel yang dalam penelitian beserta definisi operasionalnya, untuk memperudah, maka rumusan masalah dapat dinyataka dalam bentuk kalimat bertanya setelah didahului uraian tentang masalah penelitian.
c. Tujuan Penelitian/Studi
Rumusan tujuan penelitian/studi ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setlah penelitian selesai diakukan. Oleh sebab itu rumusan tujuan ini harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses penelitian. Rumusan tujuan penelitian tdak boleh sama dengan rumusan maksud penulisan skripsi, tesis, atau disertasi yang ditulis dalam halaman Sampul Luar dan halaman Sampul Dalam.
d. Asumsi
Fungsi asumsi dalam sebuah skripsi, tesis, atau disertasi merupakan titik pangkal penelitian dalam rangka penulisan skripsi, tesis, atau disertasi itu. Asumsi dapat berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri. Apapun materinya, asumsi tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak dipersoalkan atau dibuktikan lagi kebenarnanya. Sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan diteliti pada masa itu. Asumsi-asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis.
Asumsi ini harus dirumuskan dalam bentuk deklaratif. Jadi bukan kalmat bertanya, kalimat menyeluruh, kalimat menyarankan atau kalimat mengharapkan.
e. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan masih harus diuji kebenaannya. Melalui penelitian ilmiah, hipotesis akan dinyatakan ditolak atau diterima.
Hipotesis ini harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian yang bersifat deskriptif, yang bermaksud mendeskripsian masalah yang diteliti, hipotesis idak perlu dibuat, oeh karena memang tidak pada tempatnya.
Hipotesis penelitian harus dirumusan dalam kalimat afirmatif. Hipotesis tidak boleh dirumuskan dalam kalimat bertanya, kalimat menyeluruh, kalimat menyarankan, atu kalimat mengharapkan.
f. Metode Penelitin
Metode penelitian yan disajikan dalam Bab Pendahuluan bersifat garis besar, sedangkan rinciannya dikemukakan pda Bab III. Kedalam metode penelitian ini dimasukan teknik atau teknik-teknik pengumpulan data, dalam hal ini, dapat disebut metode penelitian historis, deskriptif, inferensial, atau ksperimental. Sedangkan dalam hal teknik pengumpulan data dapat disebut teknik angket, wawancara, observasi parsitipatif, obserpvasi non-partisipatif, atau tes. Jika dipandang perlu dapat pula dimasukan pendekatan sosiologis, pendekatn edukatif, dan sebagainya. Ke dalam bab ini jug dimasukan proes pengembangan instrumen penelitian, bila ada instrumen yang secara khusus digunakan untuk mengumpulkan data.
g. Lokasi dan Sampel Penelitian
Disampin menyebutkan lokasi dan sampel penelitian pada bagian ini juga harus dsebutka alasan mengapa penelitian itu dilakukan di tempat itu dan dengan subyek penelitian itu. Alasan ini akan menjadi kuat apabila dikaitkan dengan rmusan masalah, latar belakang, dan tujuan penelitian, serta teknik analisis data.
11. Bab II Kajian Putaka / Kerangka Teoritis
Kajian pustaka sangat penting dalam suatu karya ilmiah, karena melalui kajian pustaka ditunjukan kedudukan suatu penelitian di tengah perkembangan ilmu dalam bidang yang diteliti. Kajian pustaka harus memuat hal-hal berikut ini:
(a) Apakah teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji,
(b) Apa yang telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang diteliti dan bagaimana mereka melakukannya (prosedur, subyek),
(c) Apa yang teah diketahui (berdasarkan hasil-hasil penelitian) dalam bidang yang diteliti,
(d) Setelah peneliti melakukan kajian secara komprehensif, maka dapatlah diketahui masalah apa yang masih perlu diteliti sehingga jelas kedudukan penelitian ini ditengah peelitian-penelitian sejenis sebelumnya.
Dalam prakteknya, judul Bab II disesuaikan dengan masalahnya, tetapi dapat juga diberi judul KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORITIK, atau KAJIAN TEORITIK karena isinya telah tergambar dalam judul penelitian. Bila dikehendaki, kajian pustaa dapat dituangkan dalam dua bab, masing-masing mengemukakan tentang teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu ya relevan, dan bab lainnya menjelaskan secara rinci teori yang dgunakan dalam penelitian in.
12. Bab III Metode Penelitian
Bab ini merupakan pnjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang secar garis besar telah disinggung pada Bab I. Pembatasan istilah yang ada pada judul dan variabel yang diteliti dalam penelitian juga dijelaskan dalam Bab ini. Smua prosedur dan tahapan-tahapan peneltian mulai persiapan hingga penelitian berakhir dijelaskan dalam Bab ini. Di samping itu, dilaporkan juga tentang instrumen yang digunakan beserta proses pengembangan dan uji validitas dan relibilitasnya. Sangat penting untuk dijelaskan mengapa suatu teknik atau prosedur / metode dipilih oleh peneliti.
13. Bab IV Pembahasan Hasil-Hasil Penelitian
Dalam bab ini dilaporkan hail-hasil penelitian. Penyajian mengikuti butir-butir tujuan, pertanyaan, ata hipotesis penelitian. Penyajian hasil penelitian dikuti oleh pembahasan. Dalam pembahsan ini diperlukan sikap ilmiah peneliti, yakni sikap bersedia dan terbua untuk dikritik, sikap bersedia dan terbuka mengemukakan sebab-sebab keanehan hasil penelitiannya jika hal itu memang terjadi. Sebaliknya juga sikap tidak segan-segan mengemuakan hasil-hasil penelitiannya tu secara apa adanya tanpa meninggalkan tata krama ilmiah dan tata krama pergaulan.
Dalam bab ini dapat pula disajikan rangkuman secara ringkas dan terpadu sejak dari persiapan sehingga penelitian berakhir. Dikatakan ringkas dan terpadu oleh karena penulisan ranguman ini tidak harus secara berurutan dari awal hingga akhir, akan tetapi semua komponennya telah diapukan menjadi sau kesatuan yang utuh dan dituangkan ke dalam satu urayan yang padat. Oleh sebab itu, rumusan-rumusannya tidak perlu sama, bahkan sebaiknya tidak sama, dengan rumusan-rumusan yang digunakan sebelumnya.
14. BAB V Kesimpulan dan implikasi / Rekomendasi
Dalam bab ini disajikan penafsiran / pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua hasil penelitian yang telah diperolehnya. Karena sudah ada penafsiran, maka kesimpulan akan berbeda dengan rangkuman. Dalam penulisan kesimpulan dapat ditempuh salah satu cara dari dua cara berikut: (a) dengan cara butir demi butir, atau (b) dengan cara esei padat. Untuk karya tulis ilmiah seperti skrpsi, terutama untuk tesis dan disertas makna pnulisan kesimpulan dengan cara esei padat lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir
Implikasi atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukan kepada para pembuat kebijaan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti berikutnya ang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
15. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya CD, Video, film, atau kaset) yang pernah dikutip atau digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Dipihak lain, sumber-sumber yang tidak pernah digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau tidak dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah dibaca oleh peneliti.
Cara penulisan daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor urut. Sumber tertulis / tercetak yang memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan jark antara bars satu spasi, sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi.
16. Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran beisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Setiap lampiran diber nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya. Di samping diberi nomor urut lampiran ini juga diberi Judul Lampiran. Nomor urut lampiran akan memudahkan pembaca untuk mengaitkannya dengan bab terkait. Apabila nomor urut lampiran terssebut terdiri atas dua angka Hindu-Arab dengan diselang satu tanda penghubung dimana angka depan menyatakan nomor urut bab yang bersangkutan dan angka belakang menyatakan nomor urut lampiran. Misalnya, lampiran 1.2 artinya lampiran 2 dari Bab 1.
17. Riwayat Hidup Penulis
Riwayat hidup dibuat secara padat dan hanya menyampaikan hal-hal yang relevan dengan kegiatan ilmiah, tidak semua informasi tentang yang brsangkutan. Cakupannya adalah: nama lengkap, tempat dan tanggal lahr, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan jabatan (bila telah bekerja), prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan karya ilmiah/publikasi yang telah dihasilkan atu diterbitka (untuk S2 dan S3). Riwayat hidup dibuat dengan gaya butir perbutir dapat pula dengan gaya esai padat. Dalam skripsi, tesis, atau disertasi, gaya yang kedua lebih tepat daripada gaya yang pertama.
Demikianlah artikel singkat tentang “Sistematika Penulisan KTI”. Semoga dapat membantu kita melahirkan karya-karya besar penelitian. selamat berkarya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar